Sabtu, 06 Februari 2016

MILAD V; KPMIPM [seharusnya] BUKAN YANG BIASA LAGI

08.58 Posted by Unknown No comments
MILAD V; KPMIPM [seharusnya] BUKAN YANG BIASA LAGI
Oleh: SupartomoSyarief
Kesatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia
Parigi Moutong (KPMIPM)
Di Kota Gorontalo
Jum’at, 18 Oktober 2013

Bismillahirrohmanirrohim…

“Ketahuilah para pembaca sekalian,
bahwa aku dan Allah sangat mencintaimu !
Semoga cinta-ku dan cinta-Nya
kamu teruskan pada generasi berikutnya !”

Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu !!

Kepada Allah SWT, segala bentuk pujian yang terbingkis cinta dan terimakasih karena masih memberi segala nikmat yang juga penuh cinta di dalamnya, cinta itu diberi dalam berbagai jenis dan bentuk; sebagian berbentuk umur yang panjang, jiwa dan fisik yang sehat, jiwa yang masih tetap ‘gelisah’ sebagai bentuk kecintaan yang begitu dalam kepada ‘dia’ yang sedang bergembira dan sejenak meninggalkan kerisauannya yang selama ini menjadi sahabat setia yang menemani perjalannya selama lima tahun dan mungkin tetap akan setia sampai pada tingkat kejenuhan yang tak terdefinisikan; kepadanya yang berulang tahun, ‘sarang ribuan lebah kuning dari pantai timur’, selamat !
Kepada ribuan ‘Laskar Lebah Kuning Pantai Timur’—kepada kalian, selamat dan terimakasih yang begitu dalam dariku; telah menjaga dan merawat sebagian dari jiwa kecil ini. Ku haturkan salam hormat dan kerinduan yang begitu besar kepada kalian sahabat seperjuangan yang kini terpisah dan juga membawa sebagian dari jiwa ini—kepada kalian Angkatan Pertama, sebuah kehormatan  dan kebanggaan yang begitu besar pernah ‘sedikit’ berjuang bersama kalian, namun jelas PERJUANGAN INI BELUM SELESAI. Kepada kalian Sang Pewaris Sarang ini, beribu lebah akan menetas dalam genggaman dan didikan kalian, kalian-lah yang akan menentukan arah perjuangan berikutnya, ku cintai kalian dengan kegelisahanku.
Layaknya sebuah rumah yang semakin berumur maka sudah barang tentu rumah tersebut akan semakin rapuh dan goyah serta sangat rentan dengan goncangan-goncangan, baik dari dalam maupun dari luar rumah itu. Telah menjadi tugas sang pemilik rumah untuk menjaga dan merawatnya agar terus dapat digunakan tanpa memberi risiko [paling tidak meminimalisir resiko] terhadap siapa yang berada dalam dan sekitar rumah tersebut. Wajib dan menjadi keharusan bagi setiap lebah untuk menjaga dan terus mempertahankan sarangnya baik dari kerusakan yang berasal dari dalam maupun berasal dari luar, baik yang sifatnya alamiah maupun terstruktur dan terencana sebagai akibat dari persaingan yang semakin ketat; itulah konsekuensi logis dari perlombaan yang entah dimana garis finish-nya.
Selama 5 (lima) tahun berproses dan terus melahirkan lebah-lebah (kader) baru, KPMIPM jelas juga telah banyak kehilangan pendahulunya sebagai akibat dari proses alami ‘patah-tumbuh­­­­­­­­­­­­­;hilang-berganti’, bahkan belum patah sudah tumbuh; belum hilang sudah berganti. Sebuah kebanggaan memang, karena fenomena ini jelas sebuah indikasi bahwa demokrasi yang berjalan di lingkungan KPMIPM adalah demokrasi yang sehat, jauh dari kepincangan demokrasi yang sering terjadi di lingkungan organisasi klasik. Namun demikian, jelas bukan sebuah pemaknaan general bahwa KPMIPM jauh dari masalah-masalah baik internal maupun masalah yang berkaitan dengan kontribusi dan cita-cita besar di kemudian hari.
Selama 5 (lima) tahun ini KPMIPM sangat terbuai dengan prestasi pendahulunya yang telah mampu membawa  dan meng-ekspos nama-nya ke segala penjuru dan seantero Provinsi Gorontalo, Kota Gorontalo khususnya. Namun begitulah sebuah kutukan keterlenaan terhadap generasi yang terlalu terbuai akan prestasi orang tuanya. Memang pantas jika seorang filsuf sejarah, Tyonbee mengetakan:
“Apabila kreativitas pertama-tama merupakan salah satu bentuk jawaban seseorang yang melahirkan kreasi itu terhadap tantangan yang dihadapi masyarakat, maka keburukan kreativitas terletak pada keterpesonaan para pengagumnya yang mencapai peringkat pengkultusan”.
Apapun bentuknya, jika sudah mencapai bahkan melampaui sebuah tingkat pengkultusan maka akan memberi dampak keengganan untuk melakukan hal lebih dan di luar cara-cara dari pendahulunya, padahal hukum sebab-akibat telah menetapkan jika ingin hal lebih maka perlakuan dan usaha untuk mencapainya juga harus lebih ditingkatkan atau harus ada ‘senjata’ yang lebih jitu (baca: efektif-efisien).
Dengan usia yang telah mencapai 5 (lima) tahun, yang jika dilihat memang masih sangat muda namun jika diurai dalam masa-masa program dan step kehidupan maka sudah waktunya untuk melakukan hal-hal yang lebih berarti, dan memang begitulah seharusnya yang dilakukan KPMIPM sebagai organisasi yang terus bergerak dan melahirkan laskar-laskar baru.
Selain tuntutan kehidupan dan usia organisasi yang semakin mendewasa, sesuatu yang lebih bermakna dan menantang juga harus segera dilakukan oleh organisasi, melihat kapasitas kader semakin hari semakin menuntut sarangnya (organisasi) memberikan peluang dan naungan untuk berekspresi, karena jika hal ini tidak diindahkan oleh organisasi maka salah satu yang mesti ditakutkan ialah kader akan merasa jenuh dengan situasi yang stagnan, dan bagi mereka yang terbiasa mengembangkan potensinya makan situasi ini akan sangat membosankan. Maka tidak heran jika sebagian mereka ‘memberontak’ mencari naungan lain yang lebih mampu memberikan ruang untuk mereka berekspresi dan menemukan hal baru.
Jika kita melihat pada perkembangan anak, di usia 5 (lima) tahun mereka dalam situasi yang sangat pesat dalam perkembangan dan pertumbuhan, tumbuh secara kuantitatif dan berkembangan secara kualitatif. Bahkan saking pesatnya, banyak orang tua yang luput untuk mengamati dan menyadari hal itu. Pada rezim Soeharto—Orde lama, kita mengenal dalam GBHN-nya sebuah program besar dan sangat diandalkan, yaitu PELITA (Pembangunan Lima Tahun). Jika kita memulai PELITA di awal berdirinya KPMIPM, maka seharusnya kita sudah merasakan dan melihat hasil dari pembangunan itu di tengah-tengah KPMIPM dan telah mempersiapkan diri untuk melanjutkan program pembangunan lima tahun kedua.
Di usianya yang kelima ini, KPMIPM harus mampu melihat segala kekurangannya dan mencari alternatif solusi dari kekurangan-kekurangan itu. Kita sadari bersama bahwa tidak ada sesuatu apapun di dunia ini dari yang paling sederhana hingga yang kompleks termasuk organisasi yang mampu mencapai tingkat utopic, apalagi melihat keadaan KPMIPM yang masih seumur jagung, namun menjadi sebuah kewajiban bagi kadernya untuk menggelisahkan diri dalam rangka mencapai perbaikan yang secara bertahap mendekati kesempurnaan. Beberapa hal yang perlu kita upayakan berdasarkan perspektif saya ialah:
a)      Upgrade visi organisasi
Sebuah organisasi bagaimana pun bentuk dan tingkatannya harus memiliki visi ke depan, jangka pendek, menengah ataupun visi jangka panjang; ini sangat mempengaruhi standar kerja organisasi. Dengan kekuatan visi itulah, secara sadar atau tidak manajemen dan berbagai komponennya akan terorganisir dengan baik dalam rangka pencapaian visi tersebut. Visi inilah yang menentukan arah dan menjadi wilayah garapan serta target dari operasi-operasi (program) organisasi.
Seperti halnya semua hal yang bersifat abstrak, visi juga dapat mengalami fluktuasi sehingga harus terus di-upgrade agar terjaga dan tetap stabil, baik dengan terus mengingatkan para manajer (dalam KPMIPM termasuk para Ketua Bidang), memberikan stimulus-stimulus/rangsangan, memberikan alternatif yang memperkaya khazanah dan pengetahuan para pengikut, atau hal lain yang membuat visi itu semakin kuat dan mengakar.
Selain itu, visi atau goals yang fluktuatif juga harus di-upgrade dalam setiap kegiatan yang melibatkan pimpinan. Seorang pemimpin sebaiknya selalu mengingatkan para pengikutnya mengenai goals/tujuan kepemimpinannya dalam setiap pidato/sambutan-sambutannya atau di setiap kegiatan seremonial misalnya, Musyawarah Besar, rapat pengurus, rapat kerja, rapat koordinasi, dan seterusnya.
Yang sangat langka dalam lingkungan KPMIPM adalah  menetapkan sebuah konsep baru sebagai orientasi organisasi ke depan. Dalam MUBES (Musyawarah Besar) misalnya, sangat jarang kita menjadikan pidato ketua umum atau dewan-dewan Pembina/penasihat sebagai hal yang memiliki kekuatan hukum atau paling tidak menjadikannya tugas rumah yang mestinya dipertimbangkan dengan bijak, padahal sangat jelas bahwa saran-saran atau harapan-harapan itu merupakan serangkaian buah pikir yang tidak biasa jika benar-benar dilakoni secara serius.
b)      Mempersiapkan pemimpin yang memiliki visi
Jika kita mau melirik sedikit perjalanan dan latar belakang beberapa kerjaan di masa lalu yang menurut sejarah sangat besar dan kuat, maka kita akan menemukan paling tidak ada seorang ratu,  penasihat kerajaan atau bahkan sebuah dewan yang memiliki kemampuan dalam melihat atau memprediksi masa depan. Biasanya penasihat itu merupakan seorang atau beberapa orang yang berlatar-belakang penyihir sehingga mereka memiliki kemampuan dalam meraba/menerawang masa depan.
Sebenarnya, meski mereka­­­­—kerajaan-kerajaan itu hidup dan berkembang di masa jauh sebelum ilmu dan tekhnologi secanggih sekarang namun dapat kita lihat aspek manajemen yang sangat kental dan hati-hati. Inilah yang perlu kita pelajari dari mereka.
Para penyihir­­­­—penasihat kerajaan itu ditugaskan khusus melihat (dalam istilah sihir dikenal kata: visi =  pandangan)kemungkinan-kemungkinan yang berpotensi terjadi di masa depan, baik yang berpengaruh positif terhadap kerajaan maupun yang dapat mengancam keberlangsungan kerajaan. Inilah yang dalam ilmu manajemen disebut sebagai analisis SWOT, yang semua kemungkinan—sekecil apapun itu sangat penting untuk dipertimbangkan (diperhitungkan).
Kemampuan dalam melihat yang sekarang lebih identic dengan kemampuan menganalisis kemungkinan masa depan bukan hanya untuk kebutuhan akan antisipasi serangan dari kerajaan lain namun juga ditakutkan akan tertinggal oleh kerajaan lain baik secara kualitas maupun kapasitas.
Seharusnya, KPMIPM di usia yang kelima ini sudah harus melihat dan menentukan masa depannya, kemana dia harus melangkah dan pilihan-pilihan yang mengikutinya. Sejauh ini, KPMIPM masih sangat ‘malu-malu’ untuk menentukan pilihan itu bahkan sangat jelas terlihat kebingungan di wajah para masyarakatnya. Jika kita melakukan survey mengenai apa tujuan organisasi ini, maka kita akan sampai pada sebuah kesimpulan bahwa organisasi ini [hanya] bertujuan untuk menghimpun pelajar dan mahasiswa Parigi Moutong yang ada di Gorontalo dan bla-bla, dan bla-bla.
Tidak salah memang, tapi apakah tujuan organisasi ini se-cetek itu ? TENTU TIDAK. Organisasi ini punya segudang tujuan besar yang kurang disosialisasikan kepada masyarakatnya, bahkan jika memang perlu kepada seluruh rakyat Parigi Moutong, sehingga jelas terlihat peran mahasiswa dalam mengontrol perjalanan daerahnya yang suatu saat nanti harus ia datangi dengan berbagai jenis ilmu dan alternatif terbaik. Padahal, jika target-target besar ini konsisten kita sampaikan (wariskan) kepada para generasi dan stakeholder KPMIPM maka akan berdampak ‘mata silet’. Dampak pertama, akan menjadikan masyarakat KPMIPM lebih bersemangat dalam mempersiapkan dirinya, termasuk dalam menjalankan program-program keorganisasian. Selain itu akan tercipta kekuatan bawah sadar yang secara otomatis mengarahkan kita pada target-terget besar itu. Yang kedua, akan timbul kepercayaan dan harapan di tengah masyarakat luas sebagai salah satu stakeholder KPMIPM. Karena sadar atau tidak, masyarakat adalah salah satu wilayah garapan kita, baik sekarang dalam bentuk edukasi dan advokasi maupun di masa yang akan datang dalam bentuk dedikasi yang lebih nyata. Selain dua dampak positif itu, masih banyak dampak-dampak lain yang berpotensi tercipta dengan menyajikan cita-cita besar di tengah-tengah masyarakat KPMIPM khususnya dan masyarakat Parigi Moutong dan Sulawesi Tengah pada umumnya.
Hanya pada pemimpin yang berjiwa dan berpikir besar yang mampu membawa organisasi ini lebih baik. Tak seorangpun yang mampu berbuat besar tanpa mampu dan terbiasa berpikir besar. Sudah waktunya, SIAPKAN GENERASIMU !
c)      Manajemen organisasi
Untuk menjadi organisasi yang besar sangat dianjurkan untuk menguasai manajemen organisasi dan konsep Good Governance. Konsep inilah yang akan menunjang perbaikan pranata dan komponen organisasi serta apa yang dihasilkan oleh keduanya.
Setiap organisasi besar pasti memiliki keteraturan dan tata kelolah administrasi yang baik. Organisasi sekecil apapun jika memiliki manajemen administrasi yang baik maka akan memancarkan sebuah karisma dan kewibawaan yang sangat kokoh, yang bahkan saingannya pun akan menghargai itu.
Dibandingkan dengan manajemen administrasi, Good Governance juga tidak kalah pentingnya dalam menunjang keberlangsungan dan perkembangan organisasi. Karena, jika manajemen organisasi secara umum mengatur segala bentuk administrasi dan langkah maju KPMIPM serta akan mencerminkan sebuah keteraturan yang rapi baik, maka Good Governance akan sangat sangat jelas menyapa masyarakat dan stakeholder-nya dengan ‘senyum’ ramah melalui 1)visi dan misi yang jelas sehingga membuat semangat dan antusiasme masyarakatnya semakin menggebuh, 2)akuntabilitas dalam segala bentuk kerja dan program, 3)bekerja secara efektif dan efisien sehingga semua sumber daya teralokasikan pada hal-hal yang benar-benar penting dan berdampak signifikan, 4)profesionalitas yang harus dijiwai oleh stiap pranata organisasi yang berlandaskan ideology dan paradigm serta norma-norma ke-KPMIPM-an, dan 5)tranparansi dalam segala hal dan sekecil apapun itu. Lima konsep kecil ini secara sadar atau tidak akan memberikan ruang besar, dasar yang kuat, dan kepercayaan yang tinggi kepada organisasi dari masyarakatnya. Sebagian kita masih menganggap bahwa ‘kepercayaan klasik’ yang bersifat kekeluargaan masih harus dipertahankan. Tidak salah memang, tapi seiring berjalannya waktu, melebarnya sayap organisasi, dan semakin kompleksnya system yang ada dalam organisasi maka menurut saya sangat dibutuhkan pemikiran yang kontemporer, seperti transparansi dalam organisasi termasuk arus kas yang jelas. Selama ini sangat jarang kita menggunakan prinsip manajemen the right man on the right place, padahal kita sama-sama mengerti bahwa sebuah urusan harus dilakoni oleh ahlinya, karena jika tidak maka satu yang pasti yang kita nantyi adalah kehancurannya, termasuk manajemen yang semrawut dan pencatatan yang tidak sesuai dengan standar. Konsep ini kecil, tapi jika terjadi ‘engkel’, dampaknya lebih besar dari konsepnya. Sebagian kita masih memprediksi dan mengira-ngira dengan berpatokan pada keadaan organisasi sekarang, tapi akan lebih bijak jika kita lebih mau sedikit menaikkan level visi organisasi dengan keberagaman yang semakin tinggi. Inilah saatnya untuk KPMIPM sedikit menggeser paradigma klasiknya mengarah pada paradigma modern yang tetap berkarakter.
d)      Human Relation Management (HRM)
Dalam lingkungan KPMIPM ada sebuah pekerjaan rumah yang selama 5 (lima) tahun ini ‘dikerjakan’ tapi belum juga kelar-kelar. Padahal dari semua unsur organisasi, hasil dari pekerjaan rumah inilah yang sangat mendasar dan menentukan dalam perjalanan organisasi; pekerjaan rumah itu ialah mencari cara bagaimana mengontrol para kader yang pada akhirnya mampu secara aktif memberikan kontribusi yang besar terhadap organisasi.
Sedikit menjawab permasalahan itu, saya merasa perlu adanya sebuah konsep yang mengatur dan men-taktisi kecarut-marutan anggota organisasi yang setiap tahun terlihat penurunan dari tingkat loyalitas. Konsep ini dapat kita beri nama Human Relation Management atau Management of Personally, atau manajemen personalia.
e)      Basic Economic of Organization (BEoO)
f)      Memecahkan dilematik KPMIPM dalam memasuki ranah perpolitikan di Kabupaten Parigi Moutong
g)      Beberapa Konstitusi KPMIPM; tidak dibutuhkan atau memang telah hilang kesaktian.
h)      Efektivitas kinerja pranata/pejabat organisasi.
i)      Transformasi belum mendapatkan jati dirinya.
j)      Menentukan program unggulan sebagai budaya khas organisasi.
k)      Organisasi menerapkan Competitive Oriented

Dan banyak lagi yang bisa kita gali dan perbaiki dalam tubuh organisasi kita karena hal yang pasti bahwa tidak mungkin organisasi akan sempurna dalam setiap segi dan sisi karena motor yang menggerakkannya pun tidak sempurna; manusia.
Tulisan ini saya tutup dengan ucapan terimakasih dan selamat bermilad yang ke-5, semoga tetap jaya dalam lindungan dan ridho Allah SWT.
“Setiap yang mencintai sesuatu pasti memiliki waktu khusus untuk memikirkannya bahkan menggelisahkan diri dan pikirannya demi kebaikan dan perbaikan hal yang dicintainya tersebut.”
Salam berfikir
Dan Bertindak Cerdas,
Salam.
Hormat saya,




=Supartomo Syarief=

Angkatan 01 KPMIPM

0 komentar:

Posting Komentar