MILAD V; KPMIPM [seharusnya] BUKAN YANG BIASA LAGI
Oleh:
SupartomoSyarief
Kesatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia
Parigi Moutong (KPMIPM)
Di Kota Gorontalo
Jum’at, 18 Oktober 2013
Kesatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia
Parigi Moutong (KPMIPM)
Di Kota Gorontalo
Jum’at, 18 Oktober 2013
Bismillahirrohmanirrohim…
“Ketahuilah
para pembaca sekalian,
bahwa aku dan Allah sangat mencintaimu !
Semoga cinta-ku dan cinta-Nya
kamu teruskan pada generasi berikutnya !”
bahwa aku dan Allah sangat mencintaimu !
Semoga cinta-ku dan cinta-Nya
kamu teruskan pada generasi berikutnya !”
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu !!
Kepada
Allah SWT, segala bentuk pujian yang terbingkis cinta dan terimakasih karena
masih memberi segala nikmat yang juga penuh cinta di dalamnya, cinta itu diberi
dalam berbagai jenis dan bentuk; sebagian berbentuk umur yang panjang, jiwa dan
fisik yang sehat, jiwa yang masih tetap ‘gelisah’ sebagai bentuk kecintaan yang
begitu dalam kepada ‘dia’ yang sedang bergembira dan sejenak meninggalkan
kerisauannya yang selama ini menjadi sahabat setia yang menemani perjalannya
selama lima tahun dan mungkin tetap akan setia sampai pada tingkat kejenuhan
yang tak terdefinisikan; kepadanya yang berulang tahun, ‘sarang ribuan lebah
kuning dari pantai timur’, selamat !
Kepada
ribuan ‘Laskar Lebah Kuning Pantai Timur’—kepada kalian, selamat dan
terimakasih yang begitu dalam dariku; telah menjaga dan merawat sebagian dari
jiwa kecil ini. Ku haturkan salam hormat dan kerinduan yang begitu besar kepada
kalian sahabat seperjuangan yang kini terpisah dan juga membawa sebagian dari
jiwa ini—kepada kalian Angkatan Pertama, sebuah kehormatan dan kebanggaan yang begitu besar pernah ‘sedikit’
berjuang bersama kalian, namun jelas PERJUANGAN INI BELUM SELESAI. Kepada
kalian Sang Pewaris Sarang ini, beribu lebah akan menetas dalam genggaman dan
didikan kalian, kalian-lah yang akan menentukan arah perjuangan berikutnya, ku
cintai kalian dengan kegelisahanku.
Layaknya
sebuah rumah yang semakin berumur maka sudah barang tentu rumah tersebut akan
semakin rapuh dan goyah serta sangat rentan dengan goncangan-goncangan, baik
dari dalam maupun dari luar rumah itu. Telah menjadi tugas sang pemilik rumah
untuk menjaga dan merawatnya agar terus dapat digunakan tanpa memberi risiko [paling
tidak meminimalisir resiko] terhadap siapa yang berada dalam dan sekitar rumah
tersebut. Wajib dan menjadi keharusan bagi setiap lebah untuk menjaga dan terus
mempertahankan sarangnya baik dari kerusakan yang berasal dari dalam maupun
berasal dari luar, baik yang sifatnya alamiah maupun terstruktur dan terencana sebagai
akibat dari persaingan yang semakin ketat; itulah konsekuensi logis dari
perlombaan yang entah dimana garis finish-nya.
Selama 5
(lima) tahun berproses dan terus melahirkan lebah-lebah (kader) baru, KPMIPM
jelas juga telah banyak kehilangan pendahulunya sebagai akibat dari proses
alami ‘patah-tumbuh;hilang-berganti’, bahkan belum patah sudah
tumbuh; belum hilang sudah berganti. Sebuah kebanggaan memang, karena fenomena
ini jelas sebuah indikasi bahwa demokrasi yang berjalan di lingkungan KPMIPM
adalah demokrasi yang sehat, jauh dari kepincangan demokrasi yang sering terjadi
di lingkungan organisasi klasik. Namun demikian, jelas bukan sebuah pemaknaan
general bahwa KPMIPM jauh dari masalah-masalah baik internal maupun masalah
yang berkaitan dengan kontribusi dan cita-cita besar di kemudian hari.
Selama 5
(lima) tahun ini KPMIPM sangat terbuai dengan prestasi pendahulunya yang telah
mampu membawa dan meng-ekspos nama-nya
ke segala penjuru dan seantero Provinsi Gorontalo, Kota Gorontalo khususnya. Namun
begitulah sebuah kutukan keterlenaan terhadap generasi yang terlalu terbuai
akan prestasi orang tuanya. Memang pantas jika seorang filsuf sejarah, Tyonbee
mengetakan:
“Apabila kreativitas
pertama-tama merupakan salah satu bentuk jawaban seseorang yang melahirkan
kreasi itu terhadap tantangan yang dihadapi masyarakat, maka keburukan
kreativitas terletak pada keterpesonaan para pengagumnya yang mencapai
peringkat pengkultusan”.
Apapun bentuknya, jika sudah
mencapai bahkan melampaui sebuah tingkat pengkultusan maka akan memberi dampak
keengganan untuk melakukan hal lebih dan di luar cara-cara dari pendahulunya,
padahal hukum sebab-akibat telah menetapkan jika ingin hal lebih maka perlakuan
dan usaha untuk mencapainya juga harus lebih ditingkatkan atau harus ada
‘senjata’ yang lebih jitu (baca: efektif-efisien).
Dengan usia yang telah mencapai 5
(lima) tahun, yang jika dilihat memang masih sangat muda namun jika diurai
dalam masa-masa program dan step kehidupan maka sudah waktunya untuk melakukan
hal-hal yang lebih berarti, dan memang begitulah seharusnya yang dilakukan
KPMIPM sebagai organisasi yang terus bergerak dan melahirkan laskar-laskar
baru.
Selain tuntutan kehidupan dan usia
organisasi yang semakin mendewasa, sesuatu yang lebih bermakna dan menantang
juga harus segera dilakukan oleh organisasi, melihat kapasitas kader semakin
hari semakin menuntut sarangnya (organisasi) memberikan peluang dan naungan
untuk berekspresi, karena jika hal ini tidak diindahkan oleh organisasi maka salah
satu yang mesti ditakutkan ialah kader akan merasa jenuh dengan situasi yang
stagnan, dan bagi mereka yang terbiasa mengembangkan potensinya makan situasi
ini akan sangat membosankan. Maka tidak heran jika sebagian mereka
‘memberontak’ mencari naungan lain yang lebih mampu memberikan ruang untuk
mereka berekspresi dan menemukan hal baru.
Jika kita melihat pada perkembangan
anak, di usia 5 (lima) tahun mereka dalam situasi yang sangat pesat dalam
perkembangan dan pertumbuhan, tumbuh secara kuantitatif dan berkembangan secara
kualitatif. Bahkan saking pesatnya,
banyak orang tua yang luput untuk mengamati dan menyadari hal itu. Pada rezim
Soeharto—Orde lama, kita mengenal dalam GBHN-nya sebuah program besar dan
sangat diandalkan, yaitu PELITA (Pembangunan Lima Tahun). Jika kita memulai
PELITA di awal berdirinya KPMIPM, maka seharusnya kita sudah merasakan dan
melihat hasil dari pembangunan itu di tengah-tengah KPMIPM dan telah
mempersiapkan diri untuk melanjutkan program pembangunan lima tahun kedua.
Di usianya yang kelima ini, KPMIPM
harus mampu melihat segala kekurangannya dan mencari alternatif solusi dari
kekurangan-kekurangan itu. Kita sadari bersama bahwa tidak ada sesuatu apapun
di dunia ini dari yang paling sederhana hingga yang kompleks termasuk
organisasi yang mampu mencapai tingkat utopic,
apalagi melihat keadaan KPMIPM yang masih seumur jagung, namun menjadi sebuah
kewajiban bagi kadernya untuk menggelisahkan diri dalam rangka mencapai
perbaikan yang secara bertahap mendekati kesempurnaan. Beberapa hal yang perlu
kita upayakan berdasarkan perspektif saya ialah:
a)
Upgrade visi organisasi
Sebuah organisasi bagaimana
pun bentuk dan tingkatannya harus memiliki visi ke depan, jangka pendek,
menengah ataupun visi jangka panjang; ini sangat mempengaruhi standar kerja
organisasi. Dengan kekuatan visi itulah, secara sadar atau tidak manajemen dan
berbagai komponennya akan terorganisir dengan baik dalam rangka pencapaian visi
tersebut. Visi inilah yang menentukan arah dan menjadi wilayah garapan serta
target dari operasi-operasi (program) organisasi.
Seperti halnya semua hal
yang bersifat abstrak, visi juga dapat mengalami fluktuasi sehingga harus terus
di-upgrade agar terjaga dan tetap
stabil, baik dengan terus mengingatkan para manajer (dalam KPMIPM termasuk para
Ketua Bidang), memberikan stimulus-stimulus/rangsangan, memberikan alternatif
yang memperkaya khazanah dan pengetahuan para pengikut, atau hal lain yang
membuat visi itu semakin kuat dan mengakar.
Selain itu, visi atau goals yang fluktuatif juga harus di-upgrade dalam setiap kegiatan yang
melibatkan pimpinan. Seorang pemimpin sebaiknya selalu mengingatkan para
pengikutnya mengenai goals/tujuan
kepemimpinannya dalam setiap pidato/sambutan-sambutannya atau di setiap
kegiatan seremonial misalnya, Musyawarah Besar, rapat pengurus, rapat kerja,
rapat koordinasi, dan seterusnya.
Yang sangat langka dalam
lingkungan KPMIPM adalah menetapkan
sebuah konsep baru sebagai orientasi organisasi ke depan. Dalam MUBES
(Musyawarah Besar) misalnya, sangat jarang kita menjadikan pidato ketua umum
atau dewan-dewan Pembina/penasihat sebagai hal yang memiliki kekuatan hukum
atau paling tidak menjadikannya tugas rumah yang mestinya dipertimbangkan
dengan bijak, padahal sangat jelas bahwa saran-saran atau harapan-harapan itu
merupakan serangkaian buah pikir yang tidak biasa jika benar-benar dilakoni
secara serius.
b)
Mempersiapkan pemimpin yang
memiliki visi
Jika kita mau melirik
sedikit perjalanan dan latar belakang beberapa kerjaan di masa lalu yang
menurut sejarah sangat besar dan kuat, maka kita akan menemukan paling tidak
ada seorang ratu, penasihat kerajaan
atau bahkan sebuah dewan yang memiliki kemampuan dalam melihat atau memprediksi
masa depan. Biasanya penasihat itu merupakan seorang atau beberapa orang yang
berlatar-belakang penyihir sehingga mereka memiliki kemampuan dalam meraba/menerawang
masa depan.
Sebenarnya, meski mereka—kerajaan-kerajaan
itu hidup dan berkembang di masa jauh sebelum ilmu dan tekhnologi secanggih
sekarang namun dapat kita lihat aspek manajemen yang sangat kental dan
hati-hati. Inilah yang perlu kita pelajari dari mereka.
Para penyihir—penasihat
kerajaan itu ditugaskan khusus melihat (dalam istilah sihir dikenal kata: visi = pandangan)kemungkinan-kemungkinan yang berpotensi terjadi di
masa depan, baik yang berpengaruh positif terhadap kerajaan maupun yang dapat
mengancam keberlangsungan kerajaan. Inilah yang dalam ilmu manajemen disebut
sebagai analisis SWOT, yang semua kemungkinan—sekecil apapun itu sangat penting
untuk dipertimbangkan (diperhitungkan).
Kemampuan dalam melihat yang
sekarang lebih identic dengan
kemampuan menganalisis kemungkinan masa depan bukan hanya untuk kebutuhan akan
antisipasi serangan dari kerajaan lain namun juga ditakutkan akan tertinggal
oleh kerajaan lain baik secara kualitas maupun kapasitas.
Seharusnya, KPMIPM di usia
yang kelima ini sudah harus melihat dan menentukan masa depannya, kemana dia
harus melangkah dan pilihan-pilihan yang mengikutinya. Sejauh ini, KPMIPM masih
sangat ‘malu-malu’ untuk menentukan pilihan itu bahkan sangat jelas terlihat
kebingungan di wajah para masyarakatnya. Jika kita melakukan survey mengenai apa tujuan organisasi
ini, maka kita akan sampai pada sebuah kesimpulan bahwa organisasi ini [hanya]
bertujuan untuk menghimpun pelajar dan mahasiswa Parigi Moutong yang ada di
Gorontalo dan bla-bla, dan bla-bla.
Tidak salah memang, tapi
apakah tujuan organisasi ini se-cetek itu
? TENTU TIDAK. Organisasi ini punya segudang tujuan besar yang kurang
disosialisasikan kepada masyarakatnya, bahkan jika memang perlu kepada seluruh
rakyat Parigi Moutong, sehingga jelas terlihat peran mahasiswa dalam mengontrol
perjalanan daerahnya yang suatu saat nanti harus ia datangi dengan berbagai
jenis ilmu dan alternatif terbaik. Padahal,
jika target-target besar ini konsisten kita sampaikan (wariskan) kepada
para generasi dan stakeholder KPMIPM
maka akan berdampak ‘mata silet’. Dampak pertama, akan menjadikan masyarakat
KPMIPM lebih bersemangat dalam mempersiapkan dirinya, termasuk dalam
menjalankan program-program keorganisasian. Selain itu akan tercipta kekuatan
bawah sadar yang secara otomatis mengarahkan kita pada target-terget besar itu.
Yang kedua, akan timbul kepercayaan dan harapan di tengah masyarakat luas
sebagai salah satu stakeholder
KPMIPM. Karena sadar atau tidak, masyarakat adalah salah satu wilayah garapan
kita, baik sekarang dalam bentuk edukasi dan advokasi maupun di masa yang akan datang
dalam bentuk dedikasi yang lebih nyata. Selain dua dampak positif itu, masih
banyak dampak-dampak lain yang berpotensi tercipta dengan menyajikan cita-cita
besar di tengah-tengah masyarakat KPMIPM khususnya dan masyarakat Parigi
Moutong dan Sulawesi Tengah pada umumnya.
Hanya pada pemimpin yang
berjiwa dan berpikir besar yang mampu membawa organisasi ini lebih baik. Tak
seorangpun yang mampu berbuat besar tanpa mampu dan terbiasa berpikir besar. Sudah
waktunya, SIAPKAN GENERASIMU !
c)
Manajemen organisasi
Untuk menjadi organisasi
yang besar sangat dianjurkan untuk menguasai manajemen organisasi dan konsep Good Governance. Konsep inilah yang akan
menunjang perbaikan pranata dan komponen organisasi serta apa yang dihasilkan
oleh keduanya.
Setiap organisasi besar
pasti memiliki keteraturan dan tata kelolah administrasi yang baik. Organisasi
sekecil apapun jika memiliki manajemen administrasi yang baik maka akan
memancarkan sebuah karisma dan kewibawaan yang sangat kokoh, yang bahkan
saingannya pun akan menghargai itu.
Dibandingkan dengan
manajemen administrasi, Good Governance juga
tidak kalah pentingnya dalam menunjang keberlangsungan dan perkembangan
organisasi. Karena, jika manajemen organisasi secara umum mengatur segala
bentuk administrasi dan langkah maju KPMIPM serta akan mencerminkan sebuah
keteraturan yang rapi baik, maka Good
Governance akan sangat sangat jelas menyapa masyarakat dan stakeholder-nya dengan ‘senyum’ ramah
melalui 1)visi dan misi yang jelas sehingga membuat semangat dan
antusiasme masyarakatnya semakin menggebuh, 2)akuntabilitas dalam
segala bentuk kerja dan program, 3)bekerja secara efektif dan
efisien sehingga semua sumber daya teralokasikan pada hal-hal yang benar-benar
penting dan berdampak signifikan, 4)profesionalitas yang harus
dijiwai oleh stiap pranata organisasi yang berlandaskan ideology dan paradigm
serta norma-norma ke-KPMIPM-an, dan 5)tranparansi dalam segala hal
dan sekecil apapun itu. Lima konsep kecil ini secara sadar atau tidak akan
memberikan ruang besar, dasar yang kuat, dan kepercayaan yang tinggi kepada
organisasi dari masyarakatnya. Sebagian kita masih menganggap bahwa
‘kepercayaan klasik’ yang bersifat kekeluargaan masih harus dipertahankan.
Tidak salah memang, tapi seiring berjalannya waktu, melebarnya sayap
organisasi, dan semakin kompleksnya system yang ada dalam organisasi maka menurut
saya sangat dibutuhkan pemikiran yang kontemporer, seperti transparansi dalam organisasi
termasuk arus kas yang jelas. Selama ini sangat jarang kita menggunakan prinsip
manajemen the right man on the right
place, padahal kita sama-sama mengerti bahwa sebuah urusan harus dilakoni oleh ahlinya, karena jika tidak
maka satu yang pasti yang kita nantyi adalah kehancurannya, termasuk manajemen
yang semrawut dan pencatatan yang
tidak sesuai dengan standar. Konsep ini kecil, tapi jika terjadi ‘engkel’,
dampaknya lebih besar dari konsepnya. Sebagian kita masih memprediksi dan mengira-ngira dengan berpatokan pada
keadaan organisasi sekarang, tapi akan lebih bijak jika kita lebih mau sedikit
menaikkan level visi organisasi dengan keberagaman yang semakin tinggi. Inilah
saatnya untuk KPMIPM sedikit menggeser paradigma klasiknya mengarah pada paradigma
modern yang tetap berkarakter.
d)
Human Relation Management (HRM)
Dalam lingkungan KPMIPM ada
sebuah pekerjaan rumah yang selama 5 (lima) tahun ini ‘dikerjakan’ tapi belum
juga kelar-kelar. Padahal dari semua
unsur organisasi, hasil dari pekerjaan rumah inilah yang sangat mendasar dan
menentukan dalam perjalanan organisasi; pekerjaan rumah itu ialah mencari cara
bagaimana mengontrol para kader yang pada akhirnya mampu secara aktif
memberikan kontribusi yang besar terhadap organisasi.
Sedikit menjawab permasalahan
itu, saya merasa perlu adanya sebuah konsep yang mengatur dan men-taktisi
kecarut-marutan anggota organisasi yang setiap tahun terlihat penurunan dari tingkat
loyalitas. Konsep ini dapat kita beri nama Human
Relation Management atau Management
of Personally, atau manajemen personalia.
e)
Basic Economic of Organization
(BEoO)
f)
Memecahkan dilematik KPMIPM
dalam memasuki ranah perpolitikan di Kabupaten Parigi Moutong
g)
Beberapa Konstitusi KPMIPM; tidak
dibutuhkan atau memang telah hilang kesaktian.
h)
Efektivitas kinerja
pranata/pejabat organisasi.
i)
Transformasi belum
mendapatkan jati dirinya.
j)
Menentukan program unggulan
sebagai budaya khas organisasi.
k)
Organisasi menerapkan Competitive Oriented
Dan
banyak lagi yang bisa kita gali dan perbaiki dalam tubuh organisasi kita karena
hal yang pasti bahwa tidak mungkin organisasi akan sempurna dalam setiap segi
dan sisi karena motor yang menggerakkannya pun tidak sempurna; manusia.
Tulisan
ini saya tutup dengan ucapan terimakasih dan selamat bermilad yang ke-5, semoga
tetap jaya dalam lindungan dan ridho Allah SWT.
“Setiap yang mencintai sesuatu pasti memiliki
waktu khusus untuk memikirkannya bahkan menggelisahkan diri dan pikirannya demi
kebaikan dan perbaikan hal yang dicintainya tersebut.”

Salam
berfikir
Dan
Bertindak Cerdas,
Salam.
Hormat
saya,
=Supartomo Syarief=
Angkatan
01 KPMIPM
0 komentar:
Posting Komentar