tida puas juga sebenarnya kalo tidak mow bongkar sup, terpaksa ada maen debu lagi ane... tapi berbuah manis, dapa depe tulisan lanjutan.. depe judul bikin merinding, horor!! Hehehehe :) Baku sedu.. cma mank sadiki bagitu sih, agak-agak baku tereng orang dia mow bekeng.. tapi kalem jow eee, kan cuma tulisan...
napa, langsung ane kase jow...
Ane kase inga ulang ee, jangan baku tereng sup...*peace*
___________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________
Boleh Nggak Merokok ?
Cukup
rumit juga persoalan yang satu ini, hukum merokok. Haram, sunnah, makruh, atau
wajibkah ? Tapi maaf saya bukanlah ustadz, kiyai atau mungkin seorang santri
yang memiliki kemampuan dan ilmu yang cukup untuk mengkaji dan menfatwakan
hukum kegiatan yang satu ini.
Namun
terlepas dari hukum yang difatwakan oleh agama saya ingin sedikit berbicara
tentang merokok yang telah jadi kontroversi akhir-akhir ini. Sering juga
orang-orang dibuat jengkel oleh para perokok yang melakukan aktivitas
senang-senangnya ini di tempat umum. Namun setelah ditegur karena sedikit
mengganggu orang lain, sebagian dari mereka malah membela diri dengan mengatas-namakan
Hak Asasi Manusia. Di sinilah saya melihat salah satu kekurangan HAM yang
dibangga-banggakan oleh kita masyarakat Indonesia yang menganut paham
demokrasi. Dengan bangganya sebagian (karena tidak semua perokok) dari
orang-orang tersebut seakan berorasi atas nama HAM yang sebenarnya hanya dengan
tujuan membela diri. Ironisnya orang-orang tersebut “lupa” (atau mungkin malah
belum tahu) bahwa HAM seorang individu dibatasi oleh HAM yang dimiliki individu
lain yang bisa saja terganggu dengan aktivitasnya dengan kata lain bahwa HAM
sebenarnya tidaklah tak terbatas.
Terlepas
dari haram-halalnya merokok, yang terpenting bagi saya adalah yang merokok
tidak merusak suasana (mengganggu kenyamanan) orang lain yang berada di
sekitarnya dengan asap rokok yang di
keluarkan tanpa rasa JIJIK. Tidaklah tanpa alasan saya berkata demikian. Benda
yang kita kenal dalam kehidupan kita sehari-hari ada tiga, yaitu benda padat,
benda cair dan benda gas (termasuk udara) dengan berbagai karakteristik dari
sifatnya. Sedikit berbicara mengenai gas, saya ingin sampaikan bahwa gas
sebagai benda yang paling fleksibel dibanding benda-benda jenis lain (benda padat dan cair)
memiliki keunikan yaitu dapat melewati ruang-ruang dengan mudah tanpa perantara
seperti halnya benda padat yang membutuhkan benda lain untuk melalui suatu lintasan
untuk berpindah tempat, demikian halnya dengan benda cair. Berbeda dengan benda
gas (udara), yang mampu berpinda tempat (ruang) hanya dengan perbedaan tekanan
(ingat pelajaran kelas IV SD).
Dengan
penjelasan yang sederhana itu dapat kita bayangkan bagaimana dengan mudahnya
asap bercampur udara (bersenyawa) yang berasal dari dalam tubuh seorang perokok
aktif itu masuk dalam tubuh kita sebagai perokok pasif. Tidakkah men-JIJIK-kan sebuah benda (termasuk
udara bercampur asap rokok yang penuh racun) masuk ke dalam mulut, kerongkongan
dan seterusnya ibarat memakan atau meminumnya yang sebelumnya telah masuk dalam
tubuh orang lain dengan proses yang sama, dan kita pun tidak tahu bagaimana
keadaan tubuh dan kesehatan perokok aktif tersebut, bisa saja ia menderita TBC,
Hepatitis B, atau bahkan AIDS yang sekarang sedang merebak di negara kita.
Jadi,
sangat benar jika para dokter mengklaim bahwa perokok pasif tidak kalah
bahayanya (tepatnya, lebih bahaya) dibanding perokok aktif yang secara langsung
“menikmati” indahnya berpesta asap. Alasan yang menjadi asumsi saya adalah
tidak cukup dengan asap rokok yang mengandung berates-ratus racun di dalamnya
tapi telah ditambah dengan karbondioksida (oksigen yang dihirup kemudian
dihembuskan menjadi karbondioksida) dan berbagai macam keadaan yang menjijikkan
dari dalam tubuh perokok aktif.
Dalam
puisinya Taufik Ismail menggambarkan bahwa, jika seorang penderita HIV AIDS
sedang “bercinta” dengan pasangannya di suatu ranjang dan kita duduk di sudut
ranjang tersebut maka kita tidak akan mendapat “jatah” virus jahannam tersebut.
Beda halnya dengan perokok yang akan “membagi” asap rokoknya secara membabi
buta. Bahkan dalam keadaan yang begitu ekstrim Taufik mengatakan bahwa rokok
akan menjelma diri menjadi “tuhan-tuhan kecil berkepala api” yang akan
menghambakan manusia (lebih tepatnya lagi, manusia yang menuhankan rokok).
Dengan
penuh pengharapan saya berdoa, semoga sumber utama dari masalah ini
dibumi-hanguskan oleh Sang Maha Kasih, jika itu yang terbaik.
Wallahul
A’lam Bisshawab !
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
Ane sow bilang jangan baku tereng, napa dua orang sow tewa.. manganto soalnya, abis ba kejar deadline...
Selamat berjumpa di tulisan berikutnya eee, salam damai penuh cinta buat PENDENGKI.. *salah lagi* atau sow betul itu stow eee...
Yang jelas, ane minta maaf kalo ada yang tersumbing, ech tersingggung maksudnya men..
Yang jelas, ane minta maaf kalo ada yang tersumbing, ech tersingggung maksudnya men..
Bye Bye Bye ...Rupa lagu ee, lagu barat
0 komentar:
Posting Komentar