Sabtu, 06 Februari 2016

MENGGALI AKAR IDEOLOGI KPMIPM

09.00 Posted by Unknown No comments
MENGGALI AKAR IDEOLOGI KPMIPM
Oleh: Supartomo Syarief
Kesatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia
Parigi Moutong
(KPMIPM)
Di Kota Gorontalo
Gorontalo, 19 April 2013


Bismillahirrohmanirrohim…
“Ketahuilah para pembaca sekalian,
bahwa aku dan Allah sangat mencintaimu !
Semoga cinta-ku dan cinta-Nya
kamu teruskan pada generasi berikutnya !”

Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu !!
Entah apa yang harus saya katakan karena ternyata memang benar bahwa dalam kata MULAI tersimpan kekuatan besar nan ajaib dan tersimpan tingkat kesulitan yang cukup rumit bagi kita para pemula. Terbukti, untuk memulai tulisan sederhana dan ringan ini saja saya membutuhkan beberapa kali tombol ‘backSpace’. (Itu sih karena ente mang masih pemula kali, hehehe J). Iya juga sih, tapi yang pasti dalam kata MULAI bagi saya MULAI is a Miracle, namun setelah me-MULAI bisa jadi MULIA, heheheheJ, ngawur aja kerjaannya. Ampuuuuuuuuunnn…
Oke, sekarang mari kita lihat perjalanan KPMIPM selama hampir 5 (lima)  tahun belakangan ini. Apa saja yang sudah dilakukan oleh KPMIPM? Apa saja yang seharusnya sudah dicapai tapi belum membuahkan hasil? Ada yang salah ? Atau untuk memikirkan dan merencanakan saja kita masih kurang mampu? Tenang, dalam tulisan ini saya tidak akan membahas mengenai kinerja pengurus selama 5 (lima) tahun belakangan. Saya akan berusaha menggali pesan-pesan tersirat dalam ideologi yang akan menuntun kita untuk merancang dan melihat bagaimana paradigma dan cita-cita kita dalam kehidupan ke-KPMIPM-an.
Sebelumnya, saya akan sajikan gambar dari logo KPMIPM sebagai kumpulan simbol yang penuh dengan pesan intelektual, moral maupun spiritual.
Logo di samping merupakan logo yang menjadi filosofi KPMIPM dalam bertindak dan berbuat. Dalam logo tersebut, setidaknya ada 8 (delapan) item simbol yang akan saya uraikan sebagai pesan, bahkan setiap item adalah perintah(!) buat kadernya. Sekali lagi PERINTAH! menggunakan tanda seru(!) sebagai penegasan bahwa dalam pelaksanaan-aktualisasi-implementasi pesan dari logo ini adalah sebuah keharusan bagi para anggota-kadernya. Semoga kita semua bisa, atau paling tidak kita mau berusaha menjalankannya.
1. Tulisan berwarna hitam.
Warna hitam tersebut baik dalam logo maupun dalam bendera melambangkan perlawanan terhadap penindasan. Hal ini mengisyaratkan bahwa KPMIPM mengemban amanah dan tugas sebagai agent of protector yang siap siaga dalam memberikan perlindungan bagi masyarakatnya baik dalam arti sempit (kader) maupun dalam arti luas (masyarakat Parimo, Sulteng bahkan rakyat Indonesia secara keseluruhan). KPMIPM melalui warna hitam ini mewajibkan dirinya (sekali lagi dengan kapital: me-WAJIB-kan DIRINYA) untuk senantiasa mengontrol dan melihat dinamika sosial Parimo, Sulteng dan/atau Indonesia di berbagai bidang kehidupan yang menyentuh baik secara langsung maupun tidak langsung masyarakatnya. Artinya, sesaat setelah seseorang masuk dan bergabung dalam KPMIPM maka pada saat itu juga yang bersangkutan telah membenamkan dirinya dalam tugas berat dan besar.
2. Lingkaran dengan warna merah.
Lingkaran dengan warna merah melambangkan keberanian [semua laskar; kader] KPMIPM dalam bertindak dan menjalankan point pertama, yaitu melakukan perlindungan dan pembelaan untuk masyarakatnya yang tertindas oleh kesewenang-wenangan pihak manapun, termasuk kepada pendahulu KPMIPM-pun jika telah keluar dari koridor yang semestinya.
Keberanian ini juga dapat diartikan sebagai langkah memberanikan diri untuk melampau apa yang selama ini belum tersentuh (radikal). Kita dapat melihat sifat malu-malu KPMIPM untuk berpikir dan bertindak memasuki ranah perpolitikan di daerah Parimo. Tentu maksud ‘masuk’ disini bukan masuk dalam meluahkan kepentingan seperti yang telah banyak dilakukan oleh kalangan mahasiswa yang terkesan ‘menjilat’ sepatu pejabat dan elit politik. Saya sendiri merindukan [lebih tepatnya memimpikan] KPMIPM menjadi salah satu aktor pengambil keputusan agar suara rakyat benar-benar terwakilkan karena memang KPMIPM sangat paham dan mengerti dengan keadaan rakyatnya, namun masalahnya sekarang adalah apakah KPMIPM dapat merebut kepercayaan dari rakyatnya atau pantaskah KPMIPM menduduki posisi itu? Jawabannya ada pada sikap, kemampuan dan kesanggupan kader saat ini. Namu saya takut KPMIPM sendiri masih belum percaya pada dirinya sendiri sehingga jangankan untuk mendapatkan kepercayaan dari rakyatnya, merebut kepercayaan atas diri sendiripun menjadi luput. Bahkan hal yang paling saya  takutkan adalah KPMIPM menjadi asing di dalam rumahnya sendiri, seakan menjadi pencuri dalam kamarnya sendiri. Sebuah fenomena yang tidak jarang kita jumpai saat ini. Dan jika boleh jujur, tentu tangan saya tidak secara otomatis menuliskan hal ini, pun otak saya tidak serta-merta memikirkan masalah ironi ini jika seandainya hal ini tidak nampak di permukaan kehidupan sosial kita. Beralasan memang jika hal ini terjadi karena sebagai pelajar yang sejak kuliah (artinya dari 3,5 tahun hingga tak terkira, heheheheJ atau bahkan ada yang dari sekolah dasar sudah meninggalkan kampung halamannya hingga yang bersangkutan kuliah) tapi juga tidak tepat jika kita membiarkannya menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja jika kita salah bertindak.
KPMIPM butuh keberanian bergerak, mengangkat pantat (maaf) dan badannya dari tempat duduk dan pembaringan yang menyiksanya atau bahkan membuatnya terlena. KPMIPM butuh keberanian menyelami ilmu-ilmu yang sebelumnya belum pernah  dijamah, kegiatan-kegiatan yang sebelumnya menjadi momok yang sangat menakutkan dan membebani.
3. Lingkaran dengan Warna Biru, Melambangkan Kedalaman Ilmu.
Lingkaran berwarna biru dengan arti yang sangat mengagumkan yakni mewakili kedalaman ilmu dari setiap kader KPMIPM. Tentu hal ini bukan mimpi kosong atau bualan semata dari pendiri organisasi. Sebenarnya, melalui lingkaran warna ini kita telah dipaksa (dibaca: diwajibkan) oleh pendahulu kita agar menjadi lautan yang luas dan dalam; luas wawasan-cakrawala berpikirnya dan (bukan ‘atau’) dalam ilmu pengetahuannya.
Luas, artinya generasi ini diharuskan memiliki pengetahuan yang luas dan mampu menampung semua wawasan yang masuk ke dalamnya yang pada akhirnya mencernanya tanpa merusak diri. Seperti laut yang dapat menampung segala bentuk air serta apa yang dibawanya yang kemudian masuk bercampur di lautan. Lautan tidak memilih-milih air yang diterimanya; dari kali, sungai, danau, limbah, hujan bahkan kotoran pun diterimanya. Tapi dengan satu catatan bahwa laut akan memilahnya kemudian menetralkan yang berpotensi untuk merusak dirinya. Hal ini juga berarti bahwa kelak generasi KPMIPM dengan ilmunya mampu menerima segala bentuk aspirasi rakyatnya, kemudian diolah menjadi keputusan yang baik, tentu dengan ilmu yang dalam karena mengambil keputusan tidak cukup dengan modal ilmu yang luas.
Dalam, artinya generasi ini harus mampu memperdalam ilmu yang digelutinya. Generasi KPMIPM harus mampu menjadi ikon buat ilmunya. Maksudnya ialah bahwa berbicara ilmu di luar ilmunya (ilmu yang didalaminya), generasi KPMIPM mampu mengimbangi lawan bicaranya, namun jika berbicara masalah ilmu yang digeluti maka ia tidak hanya menjadi sekedar penyeimbang atau pembanding, namun lebih dari itu generasi KPMIPM menjadi aktor  ahli yang cukup bahkan lebih dari orang lain.
Mengenai keilmuan saya punya tawaran strata, tingkatan, level atau apalah istilahnya. Level ini yang harus dipenuhi atau ditargetkan oleh generasi KPMIPM sejak mereka mulai masuk bergabung dalam ke-KPMIPM-an hingga mereka keluar menjadi aktor professional.
Pertama, generasi KPMIPM harus menguasai semua aspek keilmuan, pengetahuan yang diketahui oleh semua orang agar tidak terpinggirkan dalam pergaulan keilmuan dan pengetahuan. Level ini adalah level terendah dari level lainnya. Jika generasi gagal pada level ini maka bisa dipastikan akan lebih gagal lagi pada level berikutnya. Level ini tergolong level yang sangat banyak penganutnya (baca: “member atau pesertanya”).
Kedua, generasi KPMIPM selain menguasai apa yang semua orang ketahui mereka juga harus menguasai apa yang orang jarang mengetahuinya. Level ini adalah setingkat lebih tinggi dibanding tinggkat pertama karena tidak semua orang mampu masuk pada level ini. Selain karena potensi yang berbeda, minat dalam mengembangkannya juga tidak sama antara satu orang dengan orang yang lain. Member level ini tergolong sedikit, sekitar 25-35% dari jumlah level pertama.
Ketiga, level inilah yang menjadi cita-cita yang terbilang tinggi dari KPMIPM yang diwariskan kepada generasinya. Generasi KPMIPM harus mampu menempati level ini dimana generasi KPMIPM menguasai satu bidang ilmu yang tidak seorang pun menguasainya. Orang yang berada di level inilah yang saya maksud dengan aktor ahli atau aktor profesional karena hanya yang bersangkutan yang menguasainya. Tentu kita sudah mengetahui bahwa level inilah level tertinggi dan teristimewa.
4. Warnah Putih Melambangkan Kesucian.
Jika Warna putih melambangkan kesucian. Maka kader KPMIPM harusnya memiliki kesucian, baik dalam moralnya, niat, akhlak hingga gerakan-gerakannya. Dan hal ini telah didukung penuh oleh konstitusi tertulis KPMIPM (baca: AD/ART KPMIPM) yang dibahas minimal sekali setahun dalam Musyawarah Besar di akhir periode berjalan.
Jika dari awal pembentukannya KPMIPM telah memiliki cita-cita yang begitu mulia dari segi akhlak, maka tentu cita-cita yang menjadi darah dan daging (baca: jati diri) bagi generasi KPMIPM tidak boleh luntur saat ber-KPMIPM bahkan setelah mereka ber-gelud langsung dengan masyarakat luas apalagi dunia politik yang kita kenal sangat rawan dalam hal penyelewengan hak dan perselingkuhan-pengkhianatan atas kepercayaan serta kemuliaan yang dipegang teguh sebelumnya.
5. Pohon Kelapa
Kelapa adalah salah satu komoditas terbesar di Parigi Moutong meski yang lain juga tak kalah besarnya, seperti cengkeh, kakao, pertambangan, perikanan, kelautan dst.
Pohon kelapa tidak hanya memberikan gambaran singkat tentang komoditas daerah, tapi lebih dari itu bahwa generasi KPMIPM dapat bertindak selayaknya pohon kelapa-tentu degan karakter yang apik.
Bagaimana karakter apik kelapa yang saya maksud ialah dari segi penggunaan pohon kelapa itu sendiri. Secara umum kita ketahui filosofi dari kelapa ialah dari akar hingga ujung daunnya dapat menjadi sesuatu yang berguna. Berikut saya sajikan beberapa di antaranya:
a. Akar
Di beberapa daerah akar pohon kelapa bisa diolah sedemikian rupa hingga menjadi ramuan tradisional. Tentu saja hal ini dilakukan hanya oleh orang-orang yang mengerti betul kandungan dan cara pengolahannya.
b. Batang/Pohon
Batang atau pohon kelapa dapat dibuat menjadi papan atau balok yang kuat, terutama dari luar (kulit) hingga beberapa senti ke dalam.
c. Daun
Ø  Daun
Daun kelapa tidak kalah bergunanya, hampir setiap tahun di beberapa daerah ummat islam menggunakannya sebagai bahan untuk membuat pembungkus ketupat saat hari raya atau sebagai hiasan janur untuk perayaan pesta rakyat bahkan beberapa perayaan hari besar agama, dsb.
Atau pernahkah kita mendengar istilah “Janur Kuning” yang sangat terkenal dan identik dengan patriotisme bangsa kita? Tidak perlu kiranya saya jelaskan apa dan bagaimana sumbangan janur kuning saat perang dalam merampas kemerdekaan dulu.
Cukuplah kiranya janur sebagai perwakilan dari peristiwa bersejarah yang mengingatkan kita bahwa perjuangan orang tua kita dalam merebut kemerdekaan ini tidak mudah, dan tentunya kita sebagai generasi muda tidak boleh bertopang dagu dalam mengisi kemerdekaan ini karena jika merebut kemerdekaan tidak mudah maka mengisi kemerdekaan ini pun tidak gampang. Kita butuh persiapan yang matang dan sungguh-sungguh dan tidak main-main. Karena jika sedikit saja kita gagal melaksanakannya maka itu berarti kita telah mengkhianati mereka yang tidak hanya mengorbankan harta mereka, tapi juga dengan tetesan keringan bahkan tetesan darah diri dan keluarga mereka.
Ø  Lidi
Lidi adalah tulang dari daun nyiur/kelapa. Lidi ini sering kita jumpai dalam sebuah satuan yang luar biasa dan bermanfaat yang kita kenal dengan ‘sapu lidi’.
Jika dalam lambang kita ada kelapa yang bisa menghasilkan lidi kemudian lidi menghasilkan sapu lidi, dan sapu lidi itu mengajarkan kita tentang persatuan dan kesatuan, maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak menjiwai dan ikut bersatu menjadi sebuah kesatuan --yang dapat memudahkan yang sulit, meringankan yang berat-- seperti awal dari nama organisasi ini; KESATUAN.
d. Buah
Ø  Daging buah
Mungkin tidak perlu saya menjelaskan secara detail apa manfaat daging buah kelapa baik yang muda maupun yang tua karena hampir setiap hari kita merasakannya baik dalam bentuk masakan kue, sayur ataupun mungkin tanpa diolah lagi.
Ø  Sabut
Sabut bisa diolah menjadi tali yang sangat kuat atau menjadi sapu lantai seperti halnya sapu ijuk.
Ø  Air
Selain rasanya yang nikmat dan manis, air dari kelapa juga bisa menjadi penawar racun yang sangat terkenal.
Ø  Tempurung
Tempurung selain sering kita gunakan sebagai bahan untuk membakar dan memanggang yang cukup baik, tempurung di beberap daerah juga dapat digunakan sebagai ramuan yang baik untuk luka luar maupun luka dalam.
Kegunaan yang saya paparkan itu hanya sebagian dari sekian banyak manfaat dari pohon kelapa selain memang sebagai salah satu komoditas utama di Parimo. Jika kita tarik filosofi pohon kelapa ke ranah generasi KPMIPM maka generasi KPMIPM harus mampu bermanfaat sebagaimana pohon kelapa yang bermanfaat dari akar hingga ujung daunnya.
6. Lebah
Lebah melambangkan persatuan dan solidaritas yang sangat kuat. Selain itu dalam kehidupan lebah kita kenal filosofi lebah yang sangat terkenal:
a. Dimanapun lebah hinggap tidak akan mematahkan dahan yang ia hinggapi.
Artinya, kader KPMIPM dimanapun ia hidup dan tinggal maka ia tidak akan melakukan kerusakan tapi sebaliknya melakukan perbaikan yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
b. Lebah adalah makhluk selektif dalam mengkonsumsi.
Artinya, kader KPMIPM tidak sembarang dalam mengonsumsi makan dan minuman. Demikian halnya dengan informasi yang tidak jelas, tidak akan mudah membuat kader KPMIPM dipermainkan apalagi diprovokatori oleh pihak yang tidak bertanggung-jawab.
c. Semua yang diciptakan lebah itu manis.
Artinya, kader KPMIPM dengan dan melalui ilmu yang dimilikinya tidak akan menciptakan hal-hal yang negatif. Selalu yang diciptakan oleh kader KPMIPM adalah ciptaan atau konsep yang baik dan bermanfaat buat masyarakat, daerah, bangsa dan daerah.
d. Lebah memilik persatuan yang sangat solid.
Artinya, kader KPMIPM tidak mudah dipecah-belah oleh pihak luar. Kader KPMIPM sangat menjaga solidaritas di kalangan mereka karena sudah barang tentu bahwa solidaritas yang kokoh sangat berpengaruh pada output kolektif KPMIPM, termasuk dalam menggiring sebuah isu secara apik dan terorganisir demi kepentingan rakyat.
e. Lebah tidak akan menyerang makhluk lain tanpa sebab.
Artinya, kader KPMIPM adalah kelompok generasi yang tidak hanya matang dalam persoalan ilmu dan pengetahuan, tapi lebih dari sekedar itu generasi KPMIPM adalah kelompok pemuda yang telah matang secara emosional dan spiritual hingga tidak akan mudah terpancing pada hal-hal yang dapat merugikan atau yang sia-sia.
f. Lebah tidak pernah lari dari pertempuran,
Artinya, kader KPMIPM adalah sekelompok pemuda dengan integritas yang tinggi melalui proses yang tidak singkat sehingga tentu dalam mengambil keputusan tidak sembarangan, termasuk dalam pertempuran-pertarungan.
Kader KPMIPM tidak akan mengganggu pihak lain tanpa ada sebab atau hanya karena hal sepeleh. Namun, sekali kader KPMIPM masuk dalam medan pertempuran maka pantang surut-mundur ke belakang. Maju artinya bertempur dan menang, dan kalah sekalipun adalah kehormatan dalam pertempuran; tak ada kata MUNDUR.
7. Jabatan Tangan
Jabatan tangan mengartikan bahwa hubungan yang ada dalam lingkungan KPMIPM tidak hanya hubungan persahabatan atau mitra tapi juga sebuah hubungan persaudaraan dan kekeluargaan.
Warna tangan terlihat berbeda, ini mengisyaratkan bahwa KPMIPM tidak menjadikan perbedaan ras, suku, agama/keyakinan dst sebagai suatu halangan untuk bersaudara, bahkan perbedaan itulah yang menjadikan KPMIPM kaya dalam budaya.
Jabatan tangan dengan warna tangan yang berbeda mewakili sebuah arti persatuan, persaudaraan dan toleransi yang sangat dalam.
KPMIPM adalah organisasi paguyuban (kedaerahan), bukan organisasi kesukuan. Kader KPMIPM harus mengerti benar akan hal ini, karena kesalahan dalam mendudukkan hal ini dapat memicu dis-integrasi dalam tubuh KPMIPM.
Jabatan tangan ini harus menjadi warning bagi kader KPMIPM bahwa ras, primordialisme dan agama adalah hal yang sangat rawan yang butuh toleransi yang proporsional dan serius agar perpecahan antar kader dapat kita hindari.
8. Empat buah kelapa pada setiap pohonnya
Masing-masing  pohon memiliki 4 (empat) buah kelapa melambangkan empat asas atau velue (nilai) yang harus dijiwai oleh setiap kader KPMIPM baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Empat asas itu adalah:
1. Asas Kejujuran
2. Asas Kesabaran
3. Asas Kemandirian, dan
4. Asas Kedisiplinan
Empat asas inilah yang harus dijadikan sebagai nilai profesionalisme kader KPMIPM dalam segala tindak-tanduknya. Mengkhianati sebagian atau seluruh nilai ini berarti mengkhianati AD/ART sebagai konstitusi tertulis dari KPMIPM.

Mengetahui saja tidak cukup, kita butuh yang lebih dari hanya sekedar tahu dari apa yang saya jelaskan dari awal hingga akhir. KPMIPM sejati ialah yang menjalankannya secara konsisten, bukan mencari celah agar sesuai dengan keinginan pribadinya.
Sebelum meluncurkan paradigma yang melangit pertama kita sudah harus mempu mengokohkan akar ideologi yang khas, sejati dan tulen. Karena hanya dengan ideologi yang tulen, khas dan sejati yang dapat meresap ke dalam hati dan sanubari setiap kader KPMIPM yang berdaulat, karena tanah, air, udara yang ada dalam tubuh setiap kader adalah tanah, air, dan udara serta kearifan lokal yang sama.
Sebelum KPMIPM menjadi organisasi yang hilang jati dirinya, melupakan dasar pijakannya maka sangat penting untuk berusaha agar akar ideologi menembus bumi daerah dan negerinya dengan cengkraman yang luar biasa agar paradigma yang berada di atas langit idealisme tidak mudah tergoyahkan atau bahkan membuat ideologi tercerabut dari tanah negerinya seperti rerumputan di pinggir jalan.
Mohon maaf atas segala yang tidak berkenan, terimakasih atas saran dan celetukannya, hehehe J

Demikian, semoga dapat menjadi konsumsi yang layak.
Faidza adzamta fatawakkal ‘alallah;
Hadza min fadli Rabbi;
Wassalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Salam Berfikir
Dan Bertindak Cerdas,
Salam Hormat.




=Supartomo Syarief=
The Raushanfikr





0 komentar:

Posting Komentar