Selasa, 22 Maret 2016

Kepada Sahabatku Dumra (Husain Radjalani)

18.31 Posted by Unknown No comments
Dan akhirnnya, Singa itu pergi tanpa sedikitpun kata pamit.
Maka telah ditakdirkan perjuanganmu hanya sejauh ini, tak lebih.. dan tak pula kau beri ruang letih untuk menghentikanmu..
Dumra Husain Radjalani

Sahabat,
Maaf telah meninggalkanmu tanpa pamit dalam keadaan sakit. Pikiranku saat itu, lebih baik kau marah dan kecewa saat sehat dari pada harus bersedih dalam keadaan sakit. Olehnya, saya pulang tanpa memberi tau ke banyak orang.

Sahabat,
Banyak yang kita rancang, tapi belum sempat kita wujudkan. Atas kehendak Tuhan jua, bahwa perjuangan kita tak sampai puncak.

Sebenarnya masih banyak yang ingin saya lakukan bersama. Menundukkan puncak-puncak tinggi dengan tapak kita, duduk penuh hikmat hingga matahari tersenyum. Indah benar saat itu, yang baru kita mulai dulu. Tak sempat kita lanjutkan kawan.

Tanggal 14 Maret, kan ku ingat hari itu. Akhir perjuanganmu melawan dunia. Tapi telah kau tinggalkan jiwa-jiwa tegas nan berani di bumi rentah ini. Kan ku pandang mereka dari kejauhan untuk melihat sedikit sosok tegarmu; sekedar melepas rinduku sahabat.

Kan ku tagih kepada mereka nafas-nafas perlawanan dan perjuangan yang telah kau hembuskan kepada mereka, ku tagih dengan teriakan parau. Biar kecewamu tak membesar jika mereka pulas-nyenyak dalam tidurnya.

Sahabat,
Kan ku rindu perjuanganmu, kan ku rindu pikiranmu yang berani keluar dari wilayah teks yang banyak dari kami tidak nyaman dengan caramu. Tapi itulah kau, seorang yang melesit jauh ke depan meninggalkan zamannya.

Mungkin akan sedikit sulit bagiku mencari penggantimu, mencari yang sepertimu.

Jangan bosan menegurku dalam mimpi yang kadang tak berarti. Ku tunggu kau bertamu dalam tidurku yang sepi.

Selamat jalan sahabat Dumra.